Minggu, 25 Maret 2012

TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)


SEJARAH TEORI ANTRIAN
System antrian atau sering disebut juga waiting line theory diciptakan pada tahun 1909 oleh seorang matematikawan dan insinyur berkebangsaan Denmark yang bernama A.K Erlang yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan pelayanannya. Teori ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1913 yang dimulai menggunakan konsep dan struktur system antrian sebelum mengembangkan model matematisnya. Teori ini dirancang untuk memperkirakan berapa banyak langganan menunggu dalam suatu garis antrian, kepanjangan garis tunggu, seberapa sibuk fasilitas pelayan, dan apa yang terjadi bila waktu pelayanan atau pola kedatangan berubah.
Biasanya antrian terlihat setiap harinya pada:
1.       Deretan mobil yang mengantri untuk mengambil tiket atau membayar jalan tol.
2.       Antrian pengambilan DNU dan DNS mahasiswa Gunadarma di loket 1 BAAK.
3.       Antrian dalam pembelian tiket di bioskop.
4.       Menunggu pesanan pada suatu restoran.
5.       Antrian pesawat di lapangan udara.
6.       Peralatan yang menunggu diservis.
7.       Kedatangan kapal di suatu pelabuhan.
8.       Antrian pembayaran listrik.
Tujuan Antrian
Tujuan dasar model-model antrian adalah untuk meminimumkan biaya total, yaitu:
1.       Biaya langsung
Biaya karena menambah fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan
2.       Biaya tidak langsung
Biaya karena mengantri (biaya yang timbul karena para individu harus menunggu untuk dilayani).
Elemen –Eemen Pokok dalam Sistem Antrian
Model antrian paling tidak memerlukan 3 jenis data, yaitu:
1.       Tingkat kedatangan rata-rata langganan untuk mendapatkan pelayanan.
2.       Tingkat pelayanan rata-rata.
3.       Jumlah fasilitas pelayanan.
Sedangkan elemen-elemen yang membentuk system antrian adalah:
1.       Populasi masukan (input)
Yaitu jumlah total unit yang memerlukan pelayanan dari waktu ke waktu atau disebut jumlah total langganan potensial. Input dapat berupa populasi orang, barang, komponen atau kertas kerja yang dating pada system untuk dilayani. Asumsi yang digunakan untuk input dalam antrian adalah terbatas.
2.       Arriver pattern (pola kedatangan) adalah dengan cara bagaimana individu-individu dari populasi memasuki system. Untuk pola kedatangan menggunakan asumsi distribusi probabilitas poisson, yaitu salah satu dari pola-pola kedatangan yang paling umum bila kedatangan didistribusikan secara random. Ini terjadi karena distribusi poisson menggambarkan jumlah kedatangan per unit waktu bila sejumlah besar variable-variabel random mempengaruhi tingkat kedatangan. Bila pola kedatangan individu-individu mengikuti suatu distribusi poisson, maka waktu antar kedatangan atau inter arriver time (waktu kedatangan setiap individu) adalah random) dan mengikuti suatu distribusi eksponential.
3.       Disiplin antrian
Disiplin antrian menunjukan pedoman keputusan yang digunakan untuk menyeleksi individu-individu yang memasuki antrian untuk dilayani terlebih dahulu.
Macam-macam disiplin antrian:
a.       First come first served (FCFS)
b.      Shortest operation (service) time (SOT)
c.       Last come first served (LCFS)
d.      Longest operating time (LOT)
e.      Service in random order (SIRO)
f.        Emergency first or critical condition first.
4.       Kepanjangan antrian
Kepanjangan antrian ada yang terbatas dan tidak terbatas.
5.       Tingkat pelayanan
Waktu pelayanan (sevice time) adalah waktu yang digunakan untuk melayani individu-individu dalam suatu system. Apabila waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial atau distribusi acak, waktu pelayanan (unit/jam) akan mengikuti ditribusi poisson.
6.       Keluaran (exit)
Sesudah individu selesai dilayani, maka ia akan keluar system.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar