Senin, 16 April 2012

Tugas Makalah Bahasa Indonesia


MAKALAH
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI BELI KONSUMEN”




Disusun oleh :
Dayat Hidayat
15209036
3EA15






 

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012



ABSTRAKSI

Usaha pemenuhan kebutuhan dan keinginan tersebut akan menyebabkan penawaran barang semakin komplek baik dari segi macam maupun jumlahnya. Keadaan tersebut berdampak positif bagi dunia eceran yang ada di Indonesia mulai dari pertokoan sampai supermaket. Sekarang banyak pertokoan yang merubah tokonya menjadi sepermaket dengan tujuan agar memudahkan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari secara praktis.
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari faktor harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan terhadap frekuensi beli konsumen? Ternyata memang ada banyak factor yang mempengaruhi frekuensi beli masyarakat diantaranya yaitu:
Aspek Pemasaran
  • Produk
  • Harga
  • Tempat
Aspek Prilaku Konsumen
Faktor lingkungan ekstern
·         Kelas Sosial
·         Kelompok Sosial
  • Keluarga
Faktor Lingkungan Intern
·         Motivasi
·         Pengamatan
·         Belajar
·         Kepribadian

KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI BELI KONSUMEN”.
makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pengaruh serta hubungan pemasaran dengan masyarakat.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masayarakat dan mahasiswa/mahasiswi lainnya.


                                                                                              Jakarta,  April 2012

     Penyusun




DAFTAR ISI

ABSTRAKSI....................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
            1.1 Latar Belakang Masalah..................................................1
            1.2 Rumusan Masalah...........................................................2
            1.3 Batasan Masalah.............................................................2
            1.4 Tujuan Penelitian.............................................................2
            1.5 Metode Penelitian...........................................................2
                       
BAB 2 PEMBAHASAN
            2.1 Kerangka Teori...............................................................3
            2.2 Pembahasan...................................................................6

BAB 3 KESIMPULAN
            3.1 Simpulan.......................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................13





BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah

Setiap manusia selalu berusaha memenuhi keinginan dan kebutuhan hidup dengan sebaik-baiknya. Usaha pemenuhan kebutuhan dan keinginan tersebut akan menyebabkan penawaran barang semakin komplek baik dari segi macam maupun jumlahnya. Keadaan tersebut berdampak positif bagi dunia eceran yang ada di Indonesia mulai dari pertokoan sampai supermaket. Sekarang banyak pertokoan yang merubah tokonya menjadi sepermaket dengan tujuan agar memudahkan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari secara praktis.
Perilaku konsumen merupakan suatu tindakan yang diambil konsumen dalam melaksanakan keputusan untuk membeli barang atau jasa. Dalam mempengaruhi keputusan beli akan dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Maka dari itu perusahaan harus dapat mengambil tindakan yang tepat dalam memotivasi konsumen untuk memenuhi produk yang dihasilkan dan dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen.
Banyak supermaket yang ada sekarang ini menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat antara supermaket yang lainnya. Dalam hal ini, pemasaran mempunyai peranan penting untuk menggugah dan menarik konsumen. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 1997:8).
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul: “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI BELI KONSUMEN ”



1.2  Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari faktor harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan terhadap frekuensi beli konsumen?

1.3  Batasan Masalah

Untuk memudahkan penganalisaan maka batasan masalah yang diambil adalah: faktor harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan.

1.4  Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari faktor harga, faktor pelayanan, faktor kelengkapan barang dan faktor kenyamanan terhadap frekuensi beli konsumen 

1    1.5 Metode Penelitian
Di dalam peyusunan penulisan ilmiah ini penulis memerlukan sumber-sumber data yang erat kaitannya dengan judul penulisan ini. Adapun metode penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut ini :
1.      Observasi, dengan mendatangi obyek yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang diperlukan.
2.      Wawancara, yaitu dengan mendatangi dan mengajukan pertanyaan pada salah satu karyawan untuk mendapatkan data.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1              Kerangka Teoritis
2.1.1    Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kagiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang di produksi dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika mengingginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan.
Menurut William J Stanton, pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusi-kan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli maupun pembeli potensial (Swasta dan Irawan, 2003:5).
Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak di produksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Jadi, kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.
Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi didalam suatu lingkungan yang terus menerus berkembang sebagai konsekuensi sosial dari perusahaan, tapi dibatasi juga oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri dan peraturan-peraturan yang ada. Bagi pemasaran, perubahan lingkungan dapat merupakan tantangan baru yang memerlukan cara penyelesaian yang baru pula, atau sebaliknya dapat berupa suatu peluang atau kesempatan mengembangkan usahanya.
2.1.2        Konsep Pemasaran
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai suksesnya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen, atau berorientasi pada konsumen (consumer oriented).
Hal ini secara azazi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk (product concept), penjualan (sales concept), atau keuangan perusahaan (financial concept). Apabila orientasi dari konsep-konsep tersebut bertolak dari produk dari perusahaan, dan memandang sebagai tugas perusahaan, adalah penjualan dan promosi untuk menstimilir volume penjualan yang menguntungkan, maka konsep pemasaran mengajarkan bahwa kegiatan pemasaran suatu perusahaan harus dimulai dengan uasaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan dari konsumennya. Kemudian perusahaan itu harus merumuskan dan menyusun suatu kombinasi dari kebijaksanaan produk, harga, promosi dan distribusi setepat-tepatnya agar kebutuhan para konsumennya dapat dipenuhi secara memuaskan.
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swasta dan Irawan, 2003:6).
2.1.3        Perilaku Konsumen
2.1.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yangn secara langsung terlibat dalam memdapatkan dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen:
1)                  Proses pengambilan keputusan.
2)                  Kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa ekonomis.
Perubahan lingkungan yang tercermin pada perilaku konsumen menyebabkan manajer pemasaran dituntut untuk selalu memperbaharui pengenalan terhadap konsumennya.
Dengan mengetahui hal-hal tersebut di atas, maka akan dikeahui kesempatan baru yang berasal dari terpenuhinya kebutuhan dan kemudian mengidentifikasikannya untuk mengadakan segmentasi pasar.
     
2.1.3.2  Teori-Teori Perilaku Konsumen
1)                  Teori Ekonomi Makro
Teori ini mempunyai asumsi:
a) Bahwa konsumen selalu mencoba untuk memeksimalkan kepuasan dalam batas kemampuan.
b)   Bahwa ia mempuyai kemampuan tentang beberapa alternatif sumber untuk memuaskan kebutuhannya.
c)      Bahwa ia selalu bertindak dengan rasional.
2)                  Teori Psikologis
Teori ini merupakan penerapan dari teori bidang psikologis dalam menganalisa perilaku konsumen.
Tujuan mempelajari bidang psikologis ini adalah:
a)      Mengumpulkan fakta-fakta perilaku konsumen.
b)      Psikologis berusaha meramalkan perilaku manusia.
c)      Psikologis bertujuan untuk mengontrol perilaku manusia.
3)                  Teori Sosiologis
Teori ini mengarahkan analisa perilaku pada kegiatan-kegiatan kelompok, seperti: keluarga, teman, perkumpulan olah-raga dan sebagainya.
4)                  Teori Antropologis
Teori ini menekankan perilaku konsumen dari kelompok masyarakat yang besar. Termasuk dalam kelompok ini antara lain, kebudayaan, sub-kultur dan kelas-kelas sosial.

2.2              Pembahasan
2.2.1    Pemasaran Produk
Aspek pemasaran  tidak lepas dari unsur bauran pemasaran (marketing mix). Bauran ini terdiri dari produk, price, place,dan promotion.
a.                   Produk
Dalam menjual dan memasarkan barang ada yang harus diutamakan yaitu:
1)      Kelengkapan barang
2)      Kualitas
3)      Harga bersaing
4)      Suasana dan pelayanan

b.       Harga
Kebijakan strategi penetapan harga diusahakan mengarah kepada pembentukan citra atau image bahwa perusahaan mempunyai produk-produk dengan harga yang bersaing dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

c.        Tempat
Hal ini sangat mendukung bagi strategi perusahaan, mengingat lokasi tersebut mudah di jangkau karena banyaknya sarana transportasi yang melewati swalayan tersebut

2.2.2        Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
2.2.2.1 Faktor lingkungan ekstern
a)               Kebudayaan
Kebudayaan menurut ilmu anthropologi, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan adalah kompleks, yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan kata lain, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai aggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normative, yaitu mencakup segala-gala cara atau pola pikir, merasakan dan bertindak.
Jadi, perilaku manusia sangat ditentukan oleh kebudayaan yang melingkupinya, dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan zaman dari masyarakat tersebut. Dan perilaku manusia cendrung untuk menyerap adat kebiasaan kebudayaanya.
b)                  Kelas Sosial
Pengertian kelas sosial dalam hal ini adalah tanpa membedakan apakah dasar pembagian kelas itu uang, tanah, kekuasan atau dasar lainya. Ukuran untuk criteria yang biasanya dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu, seperti: kekeyaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan.
Masyarakat kita pada pokoknya dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan, yaitu: golongan atas, golongan menengah dan golongan rendah.
c)                  Kelompok Sosial
Kelompok-kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu-individu berinteraksi satu sama lain, karena adanya hubungan diantara mereka. Kesatuan individu-individu disebut kelompok sosial, bila:setiap anggota kelompok sadar bahwa ia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan, adanya interaksi diantara kelompok, dan terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama.
d)                 Keluarga
Dalam pasar konsumen, keluargalah yang banyak melakukan pembelian. Peranan setiap anggota dalam membeli berbeda-beda menurut macam barang tertentu yang dibeli. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda.
Oleh karena itu, manajer perusahaan perlu mengetahui sebenarya siapa anggota keluarga yang bertindak sebagai pengambil inisiatif, penentu, pembeli atau siapa yang mempengaruhi suatu keputusan dalam membeli.

2.2.2.2  Faktor Lingkungan Intern
a)                  Motivasi
Motif adalah keadaan dalam pribada seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukuan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Motif yang ada pada seeorang akan mewujudkan suatu tinggkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Motif dapat digolongkan menjadi dua kelompok:
(1)          Motif fisiologis; yang merupakan motif alamiah (biologis), seperti lapar, haus dan seks.
(2)    Motif Psikologis; seperti motif kasih sayang, motif mempertahankan diri dan motif memperkuat diri.
Bagi manajer pemasaran penting sekali mengetahui apa yang menjadi motif pembelian seoarang terhadap suatu produk atau pada penjual tertentu, sebab hal ini dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan.
b)                              Pengamatan
Dalam suatu lngkungan, melalui panca inderanya individu menerima bermacam-macam hal, yaitu getaran eter (cahaya dan warna) gataran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat ringan) dan tekanan terminal (panas dingin)
Pengamatan adalah suatu proses dangan mana konsumen (manusia) menyadari dan menginterprestasikan aspek lingkungannya. Atau dapat dikatakan sebagai proses penerimaan dan adanya rangsangan (stimuli) di dalam lingkungan intern dan ekstern, sehingga pengamatan bersifat aktif. Jadi, pengamatan adalah reaksi orientatif terhadap rangsangan-rangsangan, walaupun rangsangan tersebut berupa benda asing, justru asing karena belum pernah dialami.. terjadinya pengamatan ini dipengaruhi oleh pengalaman masa lampau dan sikap sekarang dari individu.
c)                  Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman. Perubahan perilaku tersebut bersifat tetap atau permanent dan bersifat lebih fleksibel. Hasil belajar ini akan memberikan tanggapan tertentu yang cocok dengan rangsangan-rangsangan dan yang mempunyai tujuan tertentu. Perilaku yang dipelajari tidak hanya menyangkut perilaku yang tampak, tetapi harus juga menyangkut sikap, emosi, kepribadian, kriteria penilaian dan banyak faktor lain yang mungkin tidak dapat ditunjuikan dengan kegiatan yang tampak.
Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara manusia yang dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus tertentu. Proses belajar yang meliputi proses mencari tanggapan yang tepat danjuga proses melakukan fiksas. Fiksas adalah berhenti pada suatu tahap perkembangan tertentu yang seharusnya sudah ditinggalkan, karena melangkah ke fase yang lebih lanjut.
d)                 Kepribadian
Kepribadian adalah pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan dan cara untuk bertingkah laku, terutama sebagaimana tingkah lakunya dapat dijelaskan oleh orang lain dengan cara yang cukup konsisten. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan sifat atau watak yang khas menetukan perbedaan perilaku dari tiap individu, dan yang berkembang apabila seseorang berhubungan dengan orang lain. Ada tiga unsur pokok dalam kepribadian individu, yaitu:
(1)               Pengetahuan, yaitu unsure-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya.
(2)     Perasaan, yaitu suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang kerana pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif
(3)      Dorongan naluri, yaitu kemajuan yang sudah merupakan naluri pada tiap mahluk manusia, yang sering disebut “drive”.

2.2.2.3 Proses Pengambilan Keputusan Untuk Membeli
Setelah mempertimbangan yang ada pada dirinya maka konsumen akan melakukan proses pengambilan keputusan untuk membeli atau tidak membeli. Proses tersebut merupakan suatu pendekatan penyalesaian masalah yang meliputi beberapa tahap yang dimulai dari jarak sebelum faktor pembelian. Tahap-tahap tersebut adalah:
1)                  Menganalisa kebutuhan dan keinginan 
Menganalisa kebutuhan dan keinginan ini diditujukan terutama untuk mengetahui adanya keingian dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terputuskan jika kebutuhan itu diketahui, maka konsumen akan segera memahami kebutuhan yang belum terpenuhi dan atau masih tertunda kebutuhannya, serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi. Jadi dalam tahap inilah proses pembelian mulai dilakukan.
2)                  Pencarian informasi
Pencarian informasi dapat bersifat aktif dan bersifat pasif, internal maupun eksternal. Pencarian informasi yang bersifat aktif, dapat berupa kunjungan kebeberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif, mungkin dengan membaca suatu iklan tanpa mempunyai tujuan khusus dalam pikirannya tentang gambaran produk yang diinginkan. Pencarian informasi intern tentang sumber pembelian dapat berasal dari media masa dan informasi dari sumber-sumber kegiatan pemasaran perusahan.
3)                  Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian
Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu: penetapan tujuan pembelian dan penilaian serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya.tujuan pembelian dari konsumen tidak selalu sama, tergantung jenis produk dan kebutuhannya. Ada konsumen yang mempunyai tujuan pembelian sekedar untuk memenuhi jangka pendek. Setelah tujuan pembelian ditetapkan, konsumen perlu mengidentifikasikan alternatif pembelian tersebut tidak dapat dipisahkan dari sumber-sumber yang dimiliki atas dasr tujuan pembelian.
4)                  Keputusan untuk membeli
Keputusan untuk membeli disini merupakan proes dalam pembelian yang nyata. Jadi setelah tahap-tahap dimuka dilakukan maka konsumen harus mengambil keputusan membeli atau tidak, bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan mempunyai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut: jenis produk, merek, penjualan, kualitas, waktu pembelian dan cara membayarnya. Setiap perusahaan dapat mengusahakan untuk menyederhankan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen, karena banyak orang yang mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Untuk memasarkan dengan cara yang lebih beik, perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban pertanyaan yang menyangkut perilaku konsumen dalam keputusan pembeliannya.
5)                  Perilaku sesudah pembelian
Semua tahap yang ada dalam proses pembelian sampai tahap kelima adalah bersifat kooperatif. Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah pembelian juga sangat penting, dimana perilaku mereka juga sangat mempengaruhi ucapan-ucapan pembelian pada pihak lain tentang produk perusahaan tersebut. Ada kemungkianan bahwa pembelian yang memiliki ketidak sesuaian sesudah melakukan pembelian karena harganya erlalu mahal, atau mungkin tidak sesuai dengan keinginan atau gambaran sebelumnya. Untuk perusahaan dapat bertindak dengan menentukan segi-segi tertentu atau servis tertentu dari produknya.



BAB III
3.1       SIMPULAN
Ada banyak factor yang mempengaruhi frekuensi beli masyarakat diantaranya yaitu:
3.1.1    Aspek Pemasaran
  • Produk
Dalam menjual dan memasarkan barang ada yang harus diutamakan Kelengkapan barang, Kualitas, Harga bersaing, Suasana dan pelayanan
  • Harga
Kebijakan strategi penetapan harga diusahakan mengarah kepada pembentukan citra atau image bahwa perusahaan mempunyai produk-produk dengan harga yang bersaing dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
  • Tempat
Hal ini sangat mendukung bagi strategi perusahaan, mengingat lokasi tersebut mudah di jangkau karena banyaknya sarana transportasi yang melewati swalayan tersebut
3.1.2    Aspek Prilaku Konsumen
3.1.2.1 Faktor lingkungan ekstern
  • Kebudayaan
Kebudayaan menurut ilmu anthropologi, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan adalah kompleks, yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan kata lain, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai aggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normative, yaitu mencakup segala-gala cara atau pola pikir, merasakan dan bertindak.
Jadi, perilaku manusia sangat ditentukan oleh kebudayaan yang melingkupinya, dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan zaman dari masyarakat tersebut. Dan perilaku manusia cendrung untuk menyerap adat kebiasaan kebudayaanya.
·                  Kelas Sosial
Pengertian kelas sosial dalam hal ini adalah tanpa membedakan apakah dasar pembagian kelas itu uang, tanah, kekuasan atau dasar lainya. Ukuran untuk criteria yang biasanya dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu, seperti: kekeyaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan.
Masyarakat kita pada pokoknya dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan, yaitu: golongan atas, golongan menengah dan golongan rendah.
·                     Kelompok Sosial
Kelompok-kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu-individu berinteraksi satu sama lain, karena adanya hubungan diantara mereka. Kesatuan individu-individu disebut kelompok sosial, bila:setiap anggota kelompok sadar bahwa ia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan, adanya interaksi diantara kelompok, dan terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama.
·                     Keluarga
Dalam pasar konsumen, keluargalah yang banyak melakukan pembelian. Peranan setiap anggota dalam membeli berbeda-beda menurut macam barang tertentu yang dibeli. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda.
Oleh karena itu, manajer perusahaan perlu mengetahui sebenarya siapa anggota keluarga yang bertindak sebagai pengambil inisiatif, penentu, pembeli atau siapa yang mempengaruhi suatu keputusan dalam membeli.

3.1.2.2  Faktor Lingkungan Intern
·                     Motivasi
Motif adalah keadaan dalam pribada seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukuan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Motif yang ada pada seeorang akan mewujudkan suatu tinggkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan.
Bagi manajer pemasaran penting sekali mengetahui apa yang menjadi motif pembelian seoarang terhadap suatu produk atau pada penjual tertentu, sebab hal ini dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan.
·                     Pengamatan
Dalam suatu lngkungan, melalui panca inderanya individu menerima bermacam-macam hal, yaitu getaran eter (cahaya dan warna) gataran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat ringan) dan tekanan terminal (panas dingin)
Pengamatan adalah suatu proses dangan mana konsumen (manusia) menyadari dan menginterprestasikan aspek lingkungannya. Atau dapat dikatakan sebagai proses penerimaan dan adanya rangsangan di dalam lingkungan intern dan ekstern, sehingga pengamatan bersifat aktif. Jadi, pengamatan adalah reaksi orientatif terhadap rangsangan-rangsangan, walaupun rangsangan tersebut berupa benda asing, justru asing karena belum pernah dialami.. terjadinya pengamatan ini dipengaruhi oleh pengalaman masa lampau dan sikap sekarang dari individu.
·                     Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman. Perubahan perilaku tersebut bersifat tetap atau permanent dan bersifat lebih fleksibel. Hasil belajar ini akan memberikan tanggapan tertentu yang cocok dengan rangsangan-rangsangan dan yang mempunyai tujuan tertentu. Perilaku yang dipelajari tidak hanya menyangkut perilaku yang tampak, tetapi harus juga menyangkut sikap, emosi, kepribadian, kriteria penilaian dan banyak faktor lain yang mungkin tidak dapat ditunjuikan dengan kegiatan yang tampak.
Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara manusia yang dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus tertentu. Proses belajar yang meliputi proses mencari tanggapan yang tepat danjuga proses melakukan fiksas. Fiksas adalah berhenti pada suatu tahap perkembangan tertentu yang seharusnya sudah ditinggalkan, karena melangkah ke fase yang lebih lanjut.
·                     Kepribadian
Kepribadian adalah pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan dan cara untuk bertingkah laku, terutama sebagaimana tingkah lakunya dapat dijelaskan oleh orang lain dengan cara yang cukup konsisten. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan sifat atau watak yang khas menetukan perbedaan perilaku dari tiap individu, dan yang berkembang apabila seseorang berhubungan dengan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-konsep-definisi-pemasaran/ www.google.com
fitrian.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Pengertian+Pemasaran.doc. www.google.com
http://www.scribd.com/doc/4994224/pengertian-manajemen
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen

1 komentar: