MAKALAH
“FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI BELI KONSUMEN”
Disusun oleh :
Dayat
Hidayat
15209036
3EA15
PROGRAM STUDI
BAHASA INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012
ABSTRAKSI
Usaha pemenuhan kebutuhan dan
keinginan tersebut akan menyebabkan penawaran barang semakin komplek baik dari
segi macam maupun jumlahnya. Keadaan tersebut berdampak positif bagi dunia
eceran yang ada di Indonesia mulai dari pertokoan sampai supermaket. Sekarang
banyak pertokoan yang merubah tokonya menjadi sepermaket dengan tujuan agar
memudahkan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari secara
praktis.
Masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari faktor
harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan terhadap frekuensi beli
konsumen? Ternyata memang ada banyak factor yang mempengaruhi frekuensi beli
masyarakat diantaranya yaitu:
Aspek
Pemasaran
- Produk
- Harga
- Tempat
Aspek Prilaku Konsumen
Faktor
lingkungan ekstern
·
Kelas Sosial
·
Kelompok Sosial
- Keluarga
Faktor
Lingkungan Intern
·
Motivasi
·
Pengamatan
·
Belajar
·
Kepribadian
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas berkat dan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang ” FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI FREKUENSI BELI KONSUMEN”.
makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2. Makalah ini diharapkan
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pengaruh serta hubungan
pemasaran dengan masyarakat.
Makalah
ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi masayarakat dan mahasiswa/mahasiswi lainnya.
Jakarta, April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI....................................................................................i
KATA
PENGANTAR.......................................................................ii
DAFTAR
ISI....................................................................................iii
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah..................................................1
1.2 Rumusan
Masalah...........................................................2
1.3 Batasan Masalah.............................................................2
1.4 Tujuan
Penelitian.............................................................2
1.5 Metode
Penelitian...........................................................2
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1 Kerangka
Teori...............................................................3
2.2
Pembahasan...................................................................6
BAB
3 KESIMPULAN
3.1
Simpulan.......................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap manusia selalu berusaha
memenuhi keinginan dan kebutuhan hidup dengan sebaik-baiknya. Usaha pemenuhan
kebutuhan dan keinginan tersebut akan menyebabkan penawaran barang semakin
komplek baik dari segi macam maupun jumlahnya. Keadaan tersebut berdampak
positif bagi dunia eceran yang ada di Indonesia mulai dari pertokoan sampai
supermaket. Sekarang banyak pertokoan yang merubah tokonya menjadi sepermaket
dengan tujuan agar memudahkan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pokok
sehari-hari secara praktis.
Perilaku konsumen merupakan suatu
tindakan yang diambil konsumen dalam melaksanakan keputusan untuk membeli
barang atau jasa. Dalam mempengaruhi keputusan beli akan dipengaruhi oleh
faktor intern dan faktor ekstern. Maka dari itu perusahaan harus dapat
mengambil tindakan yang tepat dalam memotivasi konsumen untuk memenuhi produk
yang dihasilkan dan dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen.
Banyak supermaket yang ada sekarang
ini menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat antara supermaket yang lainnya.
Dalam hal ini, pemasaran mempunyai peranan penting untuk menggugah dan menarik
konsumen. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain (Kotler, 1997:8).
Berdasarkan latar belakang tersebut
di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul: “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI
BELI KONSUMEN ”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari
faktor harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan terhadap frekuensi
beli konsumen?
1.3 Batasan Masalah
Untuk memudahkan
penganalisaan maka batasan masalah yang diambil adalah: faktor harga,
pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh yang signifikan dari faktor harga, faktor pelayanan, faktor
kelengkapan barang dan faktor kenyamanan terhadap frekuensi beli konsumen
1 1.5 Metode Penelitian
Di dalam peyusunan penulisan ilmiah ini
penulis memerlukan sumber-sumber data yang erat kaitannya dengan judul
penulisan ini. Adapun metode penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut
ini :
1.
Observasi,
dengan mendatangi obyek yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang
diperlukan.
2.
Wawancara,
yaitu dengan mendatangi dan mengajukan pertanyaan pada salah satu karyawan
untuk mendapatkan data.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Kerangka
Teoritis
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran
merupakan salah satu dari kegiatan-kagiatan pokok yang dilakukan oleh para
pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk
berkembang dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak
sebelum barang-barang di produksi dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan
pemasaran perusahaan harus dapat juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika
mengingginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang
baik terhadap perusahaan.
Menurut
William J Stanton, pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusi-kan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli maupun pembeli potensial (Swasta dan Irawan,
2003:5).
Pemasaran
mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan
konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak di produksi,
menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan
penyaluran atau penjualan produk tersebut. Jadi, kegiatan pemasaran adalah
kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.
Kegiatan-kegiatan
tersebut beroperasi didalam suatu lingkungan yang terus menerus berkembang sebagai
konsekuensi sosial dari perusahaan, tapi dibatasi juga oleh sumber-sumber dari
perusahaan itu sendiri dan peraturan-peraturan yang ada. Bagi pemasaran,
perubahan lingkungan dapat merupakan tantangan baru yang memerlukan cara
penyelesaian yang baru pula, atau sebaliknya dapat berupa suatu peluang atau
kesempatan mengembangkan usahanya.
2.1.2
Konsep Pemasaran
Perusahaan
yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk
mencapai suksesnya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat
di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Sebagai falsafah
bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan
kebutuhan konsumen, atau berorientasi pada konsumen (consumer oriented).
Hal
ini secara azazi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi
pada produk (product concept),
penjualan (sales concept), atau
keuangan perusahaan (financial concept).
Apabila orientasi dari konsep-konsep tersebut bertolak dari produk dari
perusahaan, dan memandang sebagai tugas perusahaan, adalah penjualan dan
promosi untuk menstimilir volume penjualan yang menguntungkan, maka konsep
pemasaran mengajarkan bahwa kegiatan pemasaran suatu perusahaan harus dimulai
dengan uasaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan dari konsumennya.
Kemudian perusahaan itu harus merumuskan dan menyusun suatu kombinasi dari
kebijaksanaan produk, harga, promosi dan distribusi setepat-tepatnya agar
kebutuhan para konsumennya dapat dipenuhi secara memuaskan.
Konsep
pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan (Swasta dan Irawan, 2003:6).
2.1.3
Perilaku Konsumen
2.1.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku
konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yangn secara langsung terlibat dalam
memdapatkan dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen:
1)
Proses pengambilan keputusan.
2)
Kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam
menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa ekonomis.
Perubahan
lingkungan yang tercermin pada perilaku konsumen menyebabkan manajer pemasaran
dituntut untuk selalu memperbaharui pengenalan terhadap konsumennya.
Dengan
mengetahui hal-hal tersebut di atas, maka akan dikeahui kesempatan baru yang
berasal dari terpenuhinya kebutuhan dan kemudian mengidentifikasikannya untuk
mengadakan segmentasi pasar.
2.1.3.2
Teori-Teori Perilaku
Konsumen
1)
Teori Ekonomi Makro
Teori
ini mempunyai asumsi:
a) Bahwa konsumen selalu mencoba untuk
memeksimalkan kepuasan dalam batas kemampuan.
b) Bahwa ia mempuyai kemampuan tentang
beberapa alternatif sumber untuk memuaskan kebutuhannya.
c) Bahwa
ia selalu bertindak dengan rasional.
2)
Teori Psikologis
Teori
ini merupakan penerapan dari teori bidang psikologis dalam menganalisa perilaku
konsumen.
Tujuan
mempelajari bidang psikologis ini adalah:
a) Mengumpulkan
fakta-fakta perilaku konsumen.
b) Psikologis
berusaha meramalkan perilaku manusia.
c) Psikologis
bertujuan untuk mengontrol perilaku manusia.
3)
Teori Sosiologis
Teori
ini mengarahkan analisa perilaku pada kegiatan-kegiatan kelompok, seperti:
keluarga, teman, perkumpulan olah-raga dan sebagainya.
4)
Teori Antropologis
Teori ini menekankan perilaku konsumen
dari kelompok masyarakat yang besar. Termasuk dalam kelompok ini antara lain,
kebudayaan, sub-kultur dan kelas-kelas sosial.
2.2
Pembahasan
2.2.1 Pemasaran Produk
Aspek
pemasaran tidak lepas dari unsur bauran
pemasaran (marketing mix). Bauran ini
terdiri dari produk, price, place,dan promotion.
a.
Produk
Dalam
menjual dan memasarkan barang ada yang harus diutamakan yaitu:
1) Kelengkapan
barang
2) Kualitas
3) Harga
bersaing
4) Suasana
dan pelayanan
b. Harga
Kebijakan strategi penetapan harga diusahakan
mengarah kepada pembentukan citra atau image
bahwa perusahaan mempunyai produk-produk dengan harga yang bersaing dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
c.
Tempat
Hal ini sangat mendukung bagi
strategi perusahaan, mengingat lokasi tersebut mudah di jangkau karena
banyaknya sarana transportasi yang melewati swalayan tersebut
2.2.2
Faktor-Faktor
Lingkungan yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
2.2.2.1 Faktor lingkungan ekstern
a)
Kebudayaan
Kebudayaan menurut ilmu
anthropologi, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
Kebudayaan adalah
kompleks, yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan kata lain, kebudayaan mencakup
kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai aggota
masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari
pola-pola perilaku yang normative,
yaitu mencakup segala-gala cara atau pola pikir, merasakan dan bertindak.
Jadi, perilaku manusia sangat ditentukan
oleh kebudayaan yang melingkupinya, dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap
waktu sesuai dengan kemajuan zaman dari masyarakat tersebut. Dan perilaku
manusia cendrung untuk menyerap adat kebiasaan kebudayaanya.
b)
Kelas Sosial
Pengertian kelas sosial dalam hal ini
adalah tanpa membedakan apakah dasar pembagian kelas itu uang, tanah, kekuasan
atau dasar lainya. Ukuran untuk criteria yang biasanya dipakai untuk
menggolongkan anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu, seperti:
kekeyaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan.
Masyarakat kita pada pokoknya dapat
dikelompokkan kedalam tiga golongan, yaitu: golongan atas, golongan menengah
dan golongan rendah.
c)
Kelompok Sosial
Kelompok-kelompok sosial adalah kesatuan
sosial yang menjadi tempat individu-individu berinteraksi satu sama lain,
karena adanya hubungan diantara mereka. Kesatuan individu-individu disebut
kelompok sosial, bila:setiap anggota kelompok sadar bahwa ia merupakan sebagian
dari kelompok yang bersangkutan, adanya interaksi diantara kelompok, dan
terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama.
d)
Keluarga
Dalam pasar konsumen,
keluargalah yang banyak melakukan pembelian. Peranan setiap anggota dalam
membeli berbeda-beda menurut macam barang tertentu yang dibeli. Setiap anggota
keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda.
Oleh karena itu, manajer perusahaan
perlu mengetahui sebenarya siapa anggota keluarga yang bertindak sebagai
pengambil inisiatif, penentu, pembeli atau siapa yang mempengaruhi suatu
keputusan dalam membeli.
2.2.2.2
Faktor
Lingkungan Intern
a)
Motivasi
Motif adalah keadaan
dalam pribada seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukuan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Motif yang ada pada
seeorang akan mewujudkan suatu tinggkah laku yang diarahkan pada tujuan
mencapai sasaran kepuasan. Motif dapat digolongkan menjadi dua kelompok:
(1) Motif fisiologis; yang merupakan motif
alamiah (biologis), seperti lapar, haus dan seks.
(2)
Motif Psikologis; seperti motif kasih
sayang, motif mempertahankan diri dan motif memperkuat diri.
Bagi manajer pemasaran penting sekali mengetahui apa
yang menjadi motif pembelian seoarang terhadap suatu produk atau pada penjual
tertentu, sebab hal ini dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan.
b)
Pengamatan
Dalam suatu lngkungan, melalui panca inderanya individu
menerima bermacam-macam hal, yaitu getaran eter (cahaya dan warna) gataran
akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat ringan) dan
tekanan terminal (panas dingin)
Pengamatan adalah suatu proses dangan mana konsumen
(manusia) menyadari dan menginterprestasikan aspek lingkungannya. Atau dapat
dikatakan sebagai proses penerimaan dan adanya rangsangan (stimuli) di dalam
lingkungan intern dan ekstern, sehingga pengamatan bersifat aktif. Jadi,
pengamatan adalah reaksi orientatif terhadap rangsangan-rangsangan, walaupun
rangsangan tersebut berupa benda asing, justru asing karena belum pernah
dialami.. terjadinya pengamatan ini dipengaruhi oleh pengalaman masa lampau dan
sikap sekarang dari individu.
c)
Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai
perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya
pengalaman. Perubahan perilaku tersebut bersifat tetap atau permanent dan
bersifat lebih fleksibel. Hasil belajar ini akan memberikan tanggapan tertentu
yang cocok dengan rangsangan-rangsangan dan yang mempunyai tujuan tertentu.
Perilaku yang dipelajari tidak hanya menyangkut perilaku yang tampak, tetapi
harus juga menyangkut sikap, emosi, kepribadian, kriteria penilaian dan banyak
faktor lain yang mungkin tidak dapat ditunjuikan dengan kegiatan yang tampak.
Proses belajar terjadi karena adanya interaksi
antara manusia yang dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus
tertentu. Proses belajar yang meliputi proses mencari tanggapan yang tepat
danjuga proses melakukan fiksas. Fiksas adalah berhenti pada suatu tahap
perkembangan tertentu yang seharusnya sudah ditinggalkan, karena melangkah ke
fase yang lebih lanjut.
d)
Kepribadian
Kepribadian adalah pola
sifat individu yang dapat menentukan tanggapan dan cara untuk bertingkah laku,
terutama sebagaimana tingkah lakunya dapat dijelaskan oleh orang lain dengan
cara yang cukup konsisten. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan
sifat atau watak yang khas menetukan perbedaan perilaku dari tiap individu, dan
yang berkembang apabila seseorang berhubungan dengan orang lain. Ada tiga unsur
pokok dalam kepribadian individu, yaitu:
(1)
Pengetahuan, yaitu unsure-unsur yang
mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar, secara nyata
terkandung dalam otaknya.
(2) Perasaan, yaitu suatu keadaan dalam
kesadaran manusia yang kerana pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan
positif dan negatif
(3) Dorongan naluri, yaitu kemajuan yang
sudah merupakan naluri pada tiap mahluk manusia, yang sering disebut “drive”.
2.2.2.3 Proses Pengambilan Keputusan Untuk Membeli
Setelah mempertimbangan yang ada
pada dirinya maka konsumen akan melakukan proses pengambilan keputusan untuk
membeli atau tidak membeli. Proses tersebut merupakan suatu pendekatan
penyalesaian masalah yang meliputi beberapa tahap yang dimulai dari jarak
sebelum faktor pembelian. Tahap-tahap tersebut adalah:
1)
Menganalisa kebutuhan dan keinginan
Menganalisa kebutuhan dan keinginan ini
diditujukan terutama untuk mengetahui adanya keingian dan kebutuhan yang belum
terpenuhi atau terputuskan jika kebutuhan itu diketahui, maka konsumen akan
segera memahami kebutuhan yang belum terpenuhi dan atau masih tertunda
kebutuhannya, serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi. Jadi dalam
tahap inilah proses pembelian mulai dilakukan.
2)
Pencarian informasi
Pencarian informasi dapat bersifat aktif dan
bersifat pasif, internal maupun eksternal. Pencarian informasi yang bersifat
aktif, dapat berupa kunjungan kebeberapa toko untuk membuat perbandingan harga
dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif, mungkin dengan
membaca suatu iklan tanpa mempunyai tujuan khusus dalam pikirannya tentang
gambaran produk yang diinginkan. Pencarian informasi intern tentang sumber
pembelian dapat berasal dari media masa dan informasi dari sumber-sumber
kegiatan pemasaran perusahan.
3)
Penilaian dan seleksi terhadap
alternatif pembelian
Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu: penetapan
tujuan pembelian dan penilaian serta mengadakan seleksi terhadap alternatif
pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya.tujuan pembelian dari konsumen tidak
selalu sama, tergantung jenis produk dan kebutuhannya. Ada konsumen yang
mempunyai tujuan pembelian sekedar untuk memenuhi jangka pendek. Setelah tujuan
pembelian ditetapkan, konsumen perlu mengidentifikasikan alternatif pembelian
tersebut tidak dapat dipisahkan dari sumber-sumber yang dimiliki atas dasr
tujuan pembelian.
4)
Keputusan untuk membeli
Keputusan untuk membeli disini merupakan proes dalam
pembelian yang nyata. Jadi setelah tahap-tahap dimuka dilakukan maka konsumen
harus mengambil keputusan membeli atau tidak, bila konsumen memutuskan untuk
membeli, konsumen akan mempunyai serangkaian keputusan yang harus diambil
menyangkut: jenis produk, merek, penjualan, kualitas, waktu pembelian dan cara
membayarnya. Setiap perusahaan dapat mengusahakan untuk menyederhankan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen, karena banyak orang yang
mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Untuk memasarkan dengan cara
yang lebih beik, perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban pertanyaan yang
menyangkut perilaku konsumen dalam keputusan pembeliannya.
5)
Perilaku sesudah pembelian
Semua tahap yang ada dalam proses pembelian sampai
tahap kelima adalah bersifat kooperatif. Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku
sesudah pembelian juga sangat penting, dimana perilaku mereka juga sangat
mempengaruhi ucapan-ucapan pembelian pada pihak lain tentang produk perusahaan
tersebut. Ada kemungkianan bahwa pembelian yang memiliki ketidak sesuaian
sesudah melakukan pembelian karena harganya erlalu mahal, atau mungkin tidak
sesuai dengan keinginan atau gambaran sebelumnya. Untuk perusahaan dapat
bertindak dengan menentukan segi-segi tertentu atau servis tertentu dari
produknya.
BAB III
3.1 SIMPULAN
Ada banyak factor yang mempengaruhi frekuensi beli
masyarakat diantaranya yaitu:
3.1.1 Aspek Pemasaran
- Produk
Dalam
menjual dan memasarkan barang ada yang harus diutamakan Kelengkapan barang, Kualitas,
Harga bersaing, Suasana dan pelayanan
- Harga
Kebijakan
strategi penetapan harga diusahakan mengarah kepada pembentukan citra atau image bahwa perusahaan mempunyai
produk-produk dengan harga yang bersaing dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
- Tempat
Hal
ini sangat mendukung bagi strategi perusahaan, mengingat lokasi tersebut mudah
di jangkau karena banyaknya sarana transportasi yang melewati swalayan tersebut
3.1.2 Aspek Prilaku Konsumen
3.1.2.1 Faktor lingkungan ekstern
- Kebudayaan
Kebudayaan menurut ilmu
anthropologi, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
Kebudayaan adalah
kompleks, yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan kata lain, kebudayaan mencakup kesemuanya
yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai aggota masyarakat.
Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku
yang normative, yaitu mencakup
segala-gala cara atau pola pikir, merasakan dan bertindak.
Jadi, perilaku manusia sangat ditentukan oleh
kebudayaan yang melingkupinya, dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu
sesuai dengan kemajuan zaman dari masyarakat tersebut. Dan perilaku manusia
cendrung untuk menyerap adat kebiasaan kebudayaanya.
·
Kelas Sosial
Pengertian kelas sosial dalam hal
ini adalah tanpa membedakan apakah dasar pembagian kelas itu uang, tanah,
kekuasan atau dasar lainya. Ukuran untuk criteria yang biasanya dipakai untuk
menggolongkan anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu, seperti:
kekeyaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan.
Masyarakat kita pada pokoknya dapat
dikelompokkan kedalam tiga golongan, yaitu: golongan atas, golongan menengah
dan golongan rendah.
·
Kelompok Sosial
Kelompok-kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang
menjadi tempat individu-individu berinteraksi satu sama lain, karena adanya
hubungan diantara mereka. Kesatuan individu-individu disebut kelompok sosial,
bila:setiap anggota kelompok sadar bahwa ia merupakan sebagian dari kelompok
yang bersangkutan, adanya interaksi diantara kelompok, dan terdapat suatu
faktor yang dimiliki bersama.
·
Keluarga
Dalam pasar konsumen, keluargalah
yang banyak melakukan pembelian. Peranan setiap anggota dalam membeli
berbeda-beda menurut macam barang tertentu yang dibeli. Setiap anggota keluarga
memiliki selera dan keinginan yang berbeda.
Oleh karena itu, manajer perusahaan perlu mengetahui
sebenarya siapa anggota keluarga yang bertindak sebagai pengambil inisiatif,
penentu, pembeli atau siapa yang mempengaruhi suatu keputusan dalam membeli.
3.1.2.2
Faktor
Lingkungan Intern
·
Motivasi
Motif adalah keadaan
dalam pribada seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukuan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Motif yang ada pada
seeorang akan mewujudkan suatu tinggkah laku yang diarahkan pada tujuan
mencapai sasaran kepuasan.
Bagi manajer pemasaran penting sekali mengetahui apa
yang menjadi motif pembelian seoarang terhadap suatu produk atau pada penjual
tertentu, sebab hal ini dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan.
·
Pengamatan
Dalam suatu lngkungan, melalui panca inderanya
individu menerima bermacam-macam hal, yaitu getaran eter (cahaya dan warna)
gataran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat ringan)
dan tekanan terminal (panas dingin)
Pengamatan adalah suatu proses dangan mana konsumen
(manusia) menyadari dan menginterprestasikan aspek lingkungannya. Atau dapat
dikatakan sebagai proses penerimaan dan adanya rangsangan di dalam lingkungan
intern dan ekstern, sehingga pengamatan bersifat aktif. Jadi, pengamatan adalah
reaksi orientatif terhadap rangsangan-rangsangan, walaupun rangsangan tersebut
berupa benda asing, justru asing karena belum pernah dialami.. terjadinya
pengamatan ini dipengaruhi oleh pengalaman masa lampau dan sikap sekarang dari
individu.
·
Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai
perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya
pengalaman. Perubahan perilaku tersebut bersifat tetap atau permanent dan
bersifat lebih fleksibel. Hasil belajar ini akan memberikan tanggapan tertentu
yang cocok dengan rangsangan-rangsangan dan yang mempunyai tujuan tertentu.
Perilaku yang dipelajari tidak hanya menyangkut perilaku yang tampak, tetapi
harus juga menyangkut sikap, emosi, kepribadian, kriteria penilaian dan banyak
faktor lain yang mungkin tidak dapat ditunjuikan dengan kegiatan yang tampak.
Proses belajar terjadi karena adanya interaksi
antara manusia yang dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus
tertentu. Proses belajar yang meliputi proses mencari tanggapan yang tepat
danjuga proses melakukan fiksas. Fiksas adalah berhenti pada suatu tahap
perkembangan tertentu yang seharusnya sudah ditinggalkan, karena melangkah ke
fase yang lebih lanjut.
·
Kepribadian
Kepribadian adalah pola
sifat individu yang dapat menentukan tanggapan dan cara untuk bertingkah laku,
terutama sebagaimana tingkah lakunya dapat dijelaskan oleh orang lain dengan
cara yang cukup konsisten. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan
sifat atau watak yang khas menetukan perbedaan perilaku dari tiap individu, dan
yang berkembang apabila seseorang berhubungan dengan orang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-konsep-definisi-pemasaran/
www.google.com
fitrian.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Pengertian+Pemasaran.doc.
www.google.com
http://www.scribd.com/doc/4994224/pengertian-manajemen
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
nice post, thanks for sharing....
BalasHapusAlat Bantu Sex
Alat Bantu Pria
Alat Bantu Wanita